“Di
balik payung…itu ada berkah”
“…shodaqollahul adim..Alfatihah..”
Semua
santripun segera berkemas,dan kembali ke kamar mereka masing-masing.Sore yang
cerah tak ada satu tetes airpun yang turun.Tentu para sanrti merasa senang
karna cucian mereka kering semua.Tak beda dengan dengan manshur,yang juga
merasa senang,karena dapat menepati janjinya kepada aripin untuk mentraktirnya
makan jika ia telah mendapat kiriman.”pin,,anterake aku beli buku juh…?”ajak si
manshur.Ripinpun tanpa basa basi langsung menerima ajakan manshur,”mayuhhh”.
Manshur
dan Ripinpun langsung menuju ketoko buku. Sesampainya mereka disana beberapa
sampel bukupun segera dipilih Manshur, setelah sekitar beberapa menit, akhirnya
Manshur menemukan buku yang pas dengan hatinya. “Shur, jenengan beneran mau
nraktir aku makan toh?” celetus Ripin, “Weleh, Pin masalah makan aja kamu iki
nda pernah lali.” Ujar Manshur. “ya pastinya toh, yuklah perutku wis demo iki.”
Ajak Ripin. Akhirnya mereka segera mencari tempat yang pas dengan hati dan
kantongnya.
Ditengah
perjalanan, yang semula langit secerah hati Ripin tiba-tiba berubah menjadi
gelap seperti kulitnya (karena Ripin biasa membantu sang kyai disawah). Langit
pun menangis dengan derasnya, mereka memilih untuk berteduh disalah satu toko
dipinggir jalan. Padahal, masing-masing dari mereka membawa payung. “Shur,
lihat itu.” (menunjuk kearah ibu hamil yang ingin menyebrangi jalan dibawah
derasnya hujan) ucap Ripin. “Sana Pin, bantu ibu hamil itu.” Suruh Manshur.
“Duh,deres banget iki ujane.” Keluh Ripin. “Jenengan tega lihat ibu hamil itu
kehujanan, nek semisal kui ibune jenengan, tetep tega?” desak Manshur. Tanpa pikir panjang, Ripinpun segera
mengambil payungnya dan bergegas menolong ibu hamil tersebut. “Monggo ibune..?”
Ajak Ripin. “Oh matur suwun mas.” Jawab si ibu. “Nggeh mriki bu,” Sambung
Ripin. Akhirnya ibu tersebut berhasil menyebrangi jalan berkat bantuan Ripin.
Mereka
kembali melanjutkan perjalanannya, akhirnya mereka memilih untuk makan disebuah
warung mie ayam. Tetapi apalahdaya uang yang disiapkan Manshur untuk mentraktir
Ripin hilang. Karna takut Ripin kecewa, ia tetap meneraktir Ripin walau hanya
setengah porsi. Namanya juga santri pasti ke-qonaahannya
pasti sudah sangat terlatih. Akhirnya mereka berduapun makan mie ayam hanya
setengah porsi. Nikmat... nafsu terhadap perutpun telah terpenuhi. “Ini mas,
minumnya. Nanti gak usah bayar.” Ucap si pelayanan, “Lho… sih kenapa mba?”
Tanya Manshur. “Udah dibayarin sama bapak itu.” (pelayanan menunjuk kearah
bapak yang sedang duduk santai didekat kasir). “oh ya mba maksih mba.” Ucap
Manshur.
Manshur
dan Ripinpun segera mengakhiri acara makan mereka. Dengan malu-malu Manshur dan
Ripinpun berterimakasih pada bapak tersebut. Keduanya kembali ke Pon-Pes
tercinta. Disepanjang perjalanan, mereka masih saja memikirkan berkah hari ini.
“Wah, Pin ! Alhamdulillah yah mungkin karna tadi kita menolong ibu hamil.” Ucap
Manshur. “Oh yaya Shur, Alhamdulillah.” Jawab Ripin.
SEKIAN
“Kebaikan
dibalas dengan kebaikan, begitu pula sebaliknya”
Karya
: Putri Sumbadra